DUTABLOG.COM - Krisis pangan dan kelaparan merupakan salah satu masalah utama di dunia yang saat ini harus kita minimalkan bersama-sama, masalah pelik yang tak kunjung membaik ini yang paling masive terjadi di beberapa negara di kawasan Afrika, seperti di Ethiopia dan Somalia. Kedua negara miskin yang masih belum mulai membaik sejak puluhan tahun silam tersebut nyatanya masih butuh uluran tangan dan bantuan kita.
Beberapa kasus yang terjadi di kedua negara tersebut bahkan sempat menghebohkan dunia dan menyentuh sisi kemanusiaan banyak orang untuk membantu, akan tetapi dengan menyumbangkan materi saja ternyata tidak cukup, banyak dari hasil donasi atau dana yang digalang dari berbagai organisasi kemanusiaan di dunia tersebut tidak sampai ke tangan saudara-saudara kita yang sedang membutuhkan.
Sebagai contoh ketika banyak masyarakat di Indonesia tergerak untuk membantu saudara-saudara kita yang sedang berperang di Palestina melalui donasi kemanusiaan, namun sayang bantuan tersebut dihadang di pos perbatasan terakhir saat memasuki wilayah Palestina sehingga bantuan pun tidak berhasil sampai ke tangan warga Palestina.
Di Somalia kejadian serupa mungkin saja bisa terjadi, namun sebagai sesama saudara muslim dan atas nama kemanusiaan kita harus tetap berikhtiar untuk membantu mereka, bukankah dengan niat bersedekah dan membantu saja sudah dihitung sebagai pahala? Apalagi jika kita benar-benar mengirimkan donasi untuk mereka.
Salah satu organisasi kemanusiaan non profit di tanah air, ACT (Aksi Cepat Tanggap) beberapa tahun silam telah berhasil membuka jalur-jalur bantuan kemanusiaan di beberapa wilayah Somalia. Tim kemanusiaan ACT (Aksi Cepat Tanggap) yang terdiri dari relawan asal Indonesia ini mengemban misi #FoodForSomalia untuk menyalurkan berbagai Bantuan Somalia dan donasi yang disalurkan oleh seluruh masyarakat di Indonesia, demi membrantas krisis pangan dan kelaparan yang terjadi di Somalia pada saat itu.
Kini setelah beberapa tahun berlalu, Somalia masih bergelut dengan krisis pangan dan kelaparan bahkan kondisi saat ini semakin diperparah dengan munculnya berbagai penyakit seperti diare, kolera dan campak pada awal bulan Maret ini. Diperkirakan setidaknya 5 juta penduduk Somalia beresiko terkena penyakit ini dikarenakan air yang mereka konsumsi sudah terkontaminasi.
Dikutip dari majalah Tempo, Menurut laporan dari pemerintah Somalia akibat penyakit dan kelaparan yang melanda Somalia ini diperkirakan pada awal bulan Maret saja sudah ada 110 korban jiwa, yang didominasi oleh anak-anak dan orang tua lanjut usia yang memang berada di daerah pedesaan terpecil dan minim akses kesehatan. Pemerintah Somalia juga menyebutkan bahwa saat ini tenaga medis kekurangan pasokan obat-obatan untuk menangani diare dan kolera, selain itu himbauan juga diberlakukan untuk saling berbagi makanan kepada sesama untuk menanggulangi dan mencegah bertambahnya korban jiwa akibat kelaparan.
Kamu suka artikel seperti ini? Jika suka silakan klik bagikan pada artikel ini
EmoticonEmoticon